Name : Annisa Nurcayafi
NPM : 22209711
Class : 4EB13
TUGAS 4
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
1. Menjelaskan bagaimana praktek pengungkapan akuntansi
dipengaruhi oleh perbedaan tata-kelola keuangan perusahaan di suatu negara.
Perkembangan
sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar
dan praktek pengungkapan dipengaruhi oleh sumber keuangan, sistem hukum, ikatan
politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya
dan pengaruh lainnya. Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat
internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan
yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola
perusahaan antara lain : hak dan perlakuan terhadap pemegang saham, tanggung
jawab dewan pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Perbedaan
nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola
perusahaan dan keuangan. Di Amerika
Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas
menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi
sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di
antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat
ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di
negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang
meningkat.
Pasar ekuitas semakin memiliki posisi
penting dalam perekonomian nasional dan investor perseorangan menjadi semakin
aktif dalam pasar-pasar tersebut. Akibatnya, pengungkapan public, perlindungan
terhadap investor, nilai pemegang saham dan bentuk tata kelola perusahaan yang
didorong oleh pasar saham semakin penting. Dengan demikian, meskipun praktik
pengungkapan sangat berbeda-beda dari suatu Negara dengan Negara lain, perlahan
mulai timbul kemiripan. Ratusan perusahaan telah meningkatkan pengungkapan
mereka dengan cara :
1. Secara
sukarela mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) atau GAAP
AS
2.
Mematuhi ketentuan pasar bursa efek dan
badan regulator domestik dan luar negeri
3. Memberikan
respons terhadap berbagai permintaan informasi yang diajukan para investor dan
analis.
2. Memahami
persoalan-persoalan penting yang mempengaruhi keputusan manajemen untuk membuat
pengungkapan keputusan.
George P. Huber
membedakan pengambilan keputusan dari penentuan pilihan (choice making) dan
dari pemecahan masalah (problem solving). Penentuan pilihan mengacu pada
seperangkat kegiatan yang sempit yang terlibat dalam pemilihan suatu pilihan
dari seperangkat pilihan alternatif. Jadi, penentuan pilihan merupakan satu
sisi dari pengambilan keputusan. Pemecahan masalah mengacu pada masalah yang
lebih luas yang terlibat dalam penemuan dan implementasi tindakan untuk
memperbaiki situasi yang tidak memuaskan. Penemuan masalah (probleim finding)
mengacu pada proses pengenalan masalah dan pengambilan keputusan untuk mencoba
memecahkan masalah tersebut. Penemuan masalah sebagai dasar bagi keputusan
manajerial yang efektif.
Salah satu
tujuan utama pelaporan keuangan adalah memasok informasi untuk pengambilan
keputusan. Untuk itu dibutuhkan pengungkapan data keuangan dan informasi
relevan lainnya dengan cara yang tepat. Berikut beberapa hal yang penting
berkaitan dengan tentang pengungkapan informasi keuangan :
·
Tentang
pada siapa informasi diungkapkan
·
Tentang
tujuan informasi
·
Tentang
seberapa banyak informasi yang harus diungkapkan
·
Tentang
bagaimana informasi diungkapka
·
Tentang
waktu pengungkapan informasi
3. Mengidentifikasi tujuan pengungkapan akuntansi dalam
pasar ekuitas.
Dalam
ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi merupakan sarana untuk
menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para penyedia modal (investor) dan
untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk pemanfaatan yang paling produktif. Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang
sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif.
Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal
yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal
balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana
para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.
Kaitan
konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari
teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:
· Dalam dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian
dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi
kepemilikan.
· Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang
dalam pengertian probabilistik.
· Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk
mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
· Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi
untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
· Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran
hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan
dengan pengembalian tersebut.
· Jadi, Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan
distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan
mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut.
Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para
investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar
pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal.
4. Memahami perbedaan
mendasar praktek pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek.
Tingkat
pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh
penilaian (judgment) manajer. Tingkat pengungkapan yang makin mendekati
pengungkapan penuh (full disclosure) akan mengurangi asimetri informasi yang
merupakan kondisi yang dibutuhkan (necessary condition) untuk dilakukannya
manajemen laba (Trueman and Titman, 1998). Karenanya tingkat pengungkapan
memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Perusahaan dengan tingkat
pengungkapan minimal cenderung melakukan manajemen laba dan sebaliknya (Lobo
and Zhou, 2001) dalam Yanivi (2003).
Kualitas
Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dikenal dengan berbagai konsep.
Antara lain kecukupan (adequacy) (Buzby, 1975), kelengkapan (comprehensiveness)
(Barret, 1976), Informatif (informativeness) (Alford et al., 1993), dan tepat
waktu (time lines) (Courtis, 1976; Whittred, 1980). Imhoff (1992) menunjuk pada
tingkat kelengkapan sebagai karakteristik kualitas pengungkapan, sementara
Singhvi dan Desai (1971) menunjuk pada kelengkapan (completeness), akurasi
(Accuracy), dan keandalan (reliability) sebagai karakteristik kualitas
pengungkapan. Indikator empiris kualitas ungkapan tersebut berupa indeks
pengungkapan (disclosure index) yang merupakan rasio (ratio) antara jumlah
elemen (item) informasi yang dipenuhi dengan jumlah elemen yang mungkin
dipenuhi. Makin tinggi angka indeks pengungkapan, maka makin tinggi kualitas
pengungkapan.
·
Pengungkapan
Sukarela
Beberapa
kajian menunjukkan bahwa manajer berinisiatif untuk mengungkapkan informasi
secara sukarela mengenai performa perusahaan mereka saat ini. Keuntungan dari
pengungkapan ini menyangkut biaya transaksi yang lebih rendah dalam perdagangan
sekuritas perusahaan, bunga yang lebih tinggi dari analis keuangan dan
investor,meningkatkan likuiditas saham dan biaya modal yang lebih rendah.
Dengan pandangan ini, perusahaan dianggap bisa mencapai keuntungan dalam pasar
modal. Namun hal ini telah diakui oleh banyak pihak bisa menjadi mekanisme yang
cacat untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar. Ketidaksempurnaan
komunikasi ini dikarenakan : 1. manajer memiliki informasi kuat tentang
perusahaan mereka
1. insentif manajer tidak sesuai dengan
bunga dari semua pemegang saham, dan
2. peraturan akuntansi dan audit
tidak sempurna.
·
Ketentuan
Pengungkapan Wajib
Untuk
melindungi para investor kebanyakan bursa efek (bersama dengan badan
profesional atau pemerintah pembuat aturan seperti Komisi Pasar Modal AS dan
Kementrian Keuangan di Jepang) memberlakukan keuntungan pelaporan dan
pengungkapan bagi perusahaan domestik dan asing yang mencari akses kepada pasar
tersebut. Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan
perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberikan informasi keuangan dan
nonkeuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik.
Perusahaan asing yang sahamnya tercatat pada suatu bursa efek umumnya memiliki
fleksibilitas dalam prinsip akuntansi yang digunakan dan ruang lingkup
pengungkapan.
·
Pengungkapan
Segmen
Permintaan
investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen
industry dan segmen geografi perusahaan tergolong signifikan dan semakin
meningkat. Pengungkapan segmen membantu para pengguna laporan keuangan untuk
memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan
berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan. Pemisahan menurut lini usaha dan
area geografis akan membantu pertimbangan yang lebih terinformasi mengenai
perusahaan secara keseluruhan.
Referensi
:
http://andamifardela.wordpress.com/2011/04/10/aspek-pembeda-praktek-pengungkapan keuangan-perusahaan
http://annasmelon.blogspot.com/2012/04/pelaporan-dan-pengungkapan.html
TUGAS 5
TRANSLASI MATA UANG
ASING
1. Membedakan translasi dan konversi antar
mata uang asing.
Translasi adalah proses pelaporan informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang asing lainnya untuk mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi
mengenai operasional perusahaan secara global. Konversi Translasi adalah
pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain
secara fisik.
Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit
moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris
disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik
yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi,
memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait
yang terjadi.
2. Memahami istilah-istilah dalam translasi
mata uang asing.
·
Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang
lain.
·
Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal
laporang keuangan yang relevan.
·
Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva
yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan
dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
·
Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk
mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs
tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
·
Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan
oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang
tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
·
Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang
asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dibeli atau terjadi.
·
Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan
dalam menyusun laporan keuangan.
·
Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam
waktu segera.
·
Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari
proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan
menjadi mata uang pelaporannya.
3. Mengetahui
perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Secara internasional, perlakuan akuntansi terhadap penyesuaian
tersebut sama banyaknya dengan prosedur translasi mata uang asing. Pendekatan
akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing mulai dari penangguhan
hingga tidak ada penangguan dengan pendekatan hybrid pada keduanya
a. Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih
anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap
arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian
translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
b. Penangguhan dan
Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama
yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur
aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama
dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa
pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
c. Penangguhan sebagian
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian
sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap
mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
d. Tidak ada
penangguhan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi
sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam
laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga
dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi
perubahan kurs nilai tukar.
Jika sudut pandang mata uang local yang digunakan ( sudut pandang
perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak
perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba akan
mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna
informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari
sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika mata uang pelaporan
induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan
( sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan
atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan
melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya.
Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
4. Menghitung
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Cara untuk membukukan keuntungan dan kerugian transaksi
:
a. Perspektif
transaksi tunggal => penyesuaian nilai tukar dimasukkan sebagai penyesuaian
terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya
merupakan kejadian tunggal
b. Perspektif
transaksi ganda => mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang
memberikan tambahan pendapatan (FASB No. 52).
Contoh Kasus :
Tanggal 1 Januari 2009 (tanggal transaksi) perusahaan meminjam
dana dari Bank di luar negeri sebesar $US 10.000,- dimana kurs yang berlaku
pada saat itu adalah (spot rate) Rp 10.000,- per $US. Jika
perusahaan melunasi seluruh hutangnya pada tanggal 1 Desember 2009 dan kurs
yang berlaku pada tanggal 1 Desember 2009 (tanggal penyelesaian) dan kurs yang
berlaku adalah Rp 11.000,- per $US. Dari uraian transaksi peminjaman tersebut
antara tanggal trnasaksi dengan tanggal penyelesaian terjadi pada tahun 2009
sehingga seluruh selisih kurs yang terjadi sebesar Rp 1.000,- x $US 10.000 = Rp
10.000.000,- dibebankan seluruhnya di tahun 2009.
Jika pelunasan dilakukan pada tanggal 15 Maret 2010 dengan kurs
yang berlaku sebesar Rp 12.000,- sehingga timbul selisih kurs sebesar Rp
2.000,- x $US 10.000,- = Rp 20.000.000,- maka karena tanggal transaksi dan
tanggal penyelesaian meliputi dua periode yaitu tahun 2009 dan 2010 maka
selisih kurs Rp 20.000.000,- akan dibebankan di dua tahun tersebut. Untuk dapat
menghitung berapa beban tahun 2009 maka kurs tanggal transaksi akan
dibandingkan dengan kurs pada tanggal neraca (akhir tahun). Jika misalkan kurs
akhir tahun adalah Rp 11.500, maka pembebanannya adalah:
Tahun 2009 : $US
10.000 x (Rp 11.500 – 10.000) = Rp 15.000.000,-
Tahun 2010: $US 10.000
x (Rp 12.000 – 11.500) = Rp 5.000.000,-
Jumlah = Rp
20.000.000,-
Ada beberapa poin yang perlu diketahui. Pertama penghitungan
selisih kurs adalah hanya atas pos moneter saja. Pos moneter adalah kas dan
setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya
pasti atau dapat ditentukan. Ketentuan pajak pun sejak semula sudah mengikuti
ketentuan ini. Jadi apabila kita membeli mesin (pos non-moneter) dengan harga
US $10.000,- dengan kurs Rp 10.000,- yang berarti mesin dicatat seharga Rp
100.000.000,- maka apabila terjadi perubahan kurs nilai mesin tidak berubah dan
tidak menimbulkan selisih kurs. Namun apabila pembelian mesin tersebut dilakukan
dengan kredit yang memunculkan saldo hutang dan terjadi perubahan kurs maka
akan menimbulkan selisih kurs.
Kedua, dalam penghitungan selisih kurs PSAK menganut azas
konservatif dimana pada setiap akhir tahun unit usaha harus menghitung selisih
kurs atas pos moneter dalam mata uang asing. Dengan kata lain PSAK tidak
mengenal kurs tetap dalam penghitungan selisih kurs.
Permasalahan dalam Perhitungan :
· Perspektif Laporan : FAS No. 52 tidak konsisten dengan teori
konsolidasi.
· Harga Perolehan : mentranslasikan neraca berdasarkan
harga perolehan dengan nilai tukar saat ini tidak menghasilkan harga perolehan
ataupun nilai lancar.
· Konsep Pendapatan : penyesuaian dibuat berhungan langsung
dengan ekuitas pemegang saham, tidak dihitung dalam laporan laba-rugi
· Laba Terkelola : translasi mata uang asing
memberi peluang untuk mengelola laba
5. Memahami pengaruh
penggunaan berbagai metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Pengaruh penggunaan kurs
nilai tukar historis dibandingkan kurs nilai tukar kini terhadap laporan
keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing
umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata
uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik. Penggunaan
kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan
kerugian translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan dan penurunan
dalam ekuivalen saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi
kurs translasi antar periode pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan
terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
Transaksi mata uang asing
terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan
pembayaran yang dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan mata uang asing. Translasi diperlukan
untuk mempertahankan
catatan akuntansi dalam mata uang perusahaan pelapor.
Berikut
ini Metode Translasi Mata Uang Asing :
a. Metode
Nilai Tukar Tunggal (metode kurs saat ini) ;
Mengaplikasikan
nilai tukar tunggal, harga penutupan, atau harga saat ini terhadap semua saham
dan utang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum
ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
b. Metode
Nilai Tukar Ganda (mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis)
1. Metode current-noncurrent
1. Metode current-noncurrent
Aset
lancar dan kewajiban lancar ditranslasikan dengan kurs saat ini
Aset dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan dengan kurs historis
Item-item laba rugi ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode yang dilaporkan
Kelemahan : sering kali tidak sesuai dengan kenyataan dan definisi current dan non current merupakan klasifikasi bukan justifikasi konseptual pada nilai tukar yang digunakan dalam translasi mata uang asing
Aset dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan dengan kurs historis
Item-item laba rugi ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode yang dilaporkan
Kelemahan : sering kali tidak sesuai dengan kenyataan dan definisi current dan non current merupakan klasifikasi bukan justifikasi konseptual pada nilai tukar yang digunakan dalam translasi mata uang asing
2.
Metode moneter-nonmoneter
Aset dan kewajiban moneter
ditranslasikan dengan kurs saat ini dan dinilai sebagai risiko nilai tukar. Item
non moneter ditranslasikan dalam kurs historis.
Kelemahannya : moneter dan non moneter merupakan skema klasifikasi yang mengarah pada hasil yang kurang baik.
Kelemahannya : moneter dan non moneter merupakan skema klasifikasi yang mengarah pada hasil yang kurang baik.
3.
Metode kurs sementara
Translasi mata uang asing neraca
disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan penilaian
aktual. Item moneter ditranslasikan dengan kurs saat ini, item nonmoneter
ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar perhitungan awal. Keuntungan dan
Kerugian Translasi Mata Uang Asing :
1. Penangguhan :
penyesuaian translasi mata uang asing diakumulasikan secara terpisah sebagai
bagian penggabungan modal
2. Penangguhan dan amortisasi : menangguhkan
keuntungan dan kerugian secara mengamortisasi penyesuaian melebihi umur
manfaatnya pada masa item neraca terkait
3. Penangguhan sebagian : mengakui kerugian
segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi
saja
4. Tidak ada penangguhan
6. Melakukan evaluasi
dan memilih metode translasi mata uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan
pasar uang.
Prinsip temporal pada umumnya mempertahankan prinsip akuntansi
yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan
dalam unit mata uang asing. Tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan
antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil, karena tidak akan
menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun.
Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan
independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan pemberian informasi
bagi para penduduk negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi
yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang dapat
dibandingkan.
Kurs translasi yang tepat mencerminkan kenyataan ekonomi dan
usaha yang ada. Kurs pasar bebas yang digunakan untuk transaksi spot di negara
di mana akun-akun ditranslasikan ke nilai asalnya adalah satu-satu kurs yang
secara tepat mengukur nilai transaksi sekarang. Beberapa kurs nilai tukar,
yaitu:
1. Kurs pembayaran
dividen
2. Kurs pasar bebas
3. Kurs penalti atau
preferensi yang dapat digunakan (terkait dengan ekspor atau impor)
Kurs pasar bebas lebih disukai, dengan satu pengecualian:
apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis
dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs
nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus
digunakan.
7. Memahami
hubungan antara translasi mata uang asing dengan inflasi.
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan
aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan
menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah
daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang
ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga
lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan
pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih
rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang
didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang
terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang
palsu atas keuntungan masa depan. Infomasi
ini salah sehingga FASB memutuskan untuk menentang penyesuaian inflasi sebelum
translasi mata uang asing karena tidak konsisten terhadap kerangka kerja
valuasi-harga perolehan.
Referensi :
http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-uang-asing/
TUGAS 6
PELAPORAN KEUANGAN DAN
PERUBAHAN HARGA
1. Memahami mengapa laporan
keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga
Suatu Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation),
sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation). Disisi lain,
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa
tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Jadi laju
inflasi per tahun dalam suatu negara mungkin berkisar sekitar 5%, sementara
harga satu unit apartemen dengan satu kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50%
selama periode yang sama.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar
biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini
mendistorsi : (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3) data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
1. Kenaikan dalam proporsi pajak
2. Permintaan deviden lebih banyak dari
pemegang saham.
3. Permintaan gaji dan upah yang lebih
tinggi dari pada pekerja.
4. Tindakan yang merugikan dari negara
tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).
2. Mengetahui
istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga
terhadap laporan keuangan.
·
Atribut.
Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk
keperluan akutansi. Contoh: biaya histories atau biaya penggantian merupaka
atribut suatu aktiva
·
Penyesuaian biaya kini.
Nilai
penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu
·
Kekayaan yang dapat dihapuskan.
Jumlah
aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih
·
Mekanisme Penyesuaian.
Manfaat
berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang
dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti
atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang
·
Ekuivalen Daya Beli Umum.
Jumlah
mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
·
Keuntungan kepemilikan
suatu investasi.
Kenaikan nilai biaya kini suatu
aktiva nonmoneter
·
Hiperinflasi.
Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada
saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian meningkat sebesar lebih dari
25% pertahun
·
Inflasi.
Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian
·
Aktiva moneter.
Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap
dimasa depan seperti kas atau piutang usaha
·
Keuntungan Moneter.
Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban
moneter selama periode inflasi
·
Kewajiban moneter.
Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata
uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga
yang tetap
·
Kerugian Moneter.
Penurunan dalam daya beli secara umum yang
terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode inflasi
·
Penyesuian Modal Kerja
Moneter.
Pengaruh perubahan harga
khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu
usaha dalam menjalankan operasinya
·
Jumlah Nominal.
Jumlah mata uang yang belum
disesuaikan dengan perubahan harga
·
Aktiva Nonmoneter.
Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim
tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan
·
Kewajiban Nonmoneter.
Suatu utang yang tidak mengharuskan
pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang muka pelanggan
·
Penyesuian Paritas.
Suatu penyesuian yang mencerminkan perbedaan
antara inflasi di Negara induk perusahaan dan Negara tuan rumah
·
Aktiva permanent.
Istilah di Brasil untuk aktiva tetap, gedung,
investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait serta
jumlah deplesi atau amortisasi.
·
Indeks Harga.
Suatu rasio biaya dimana
pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang
representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari
keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
·
Daya Beli.
Kemampuan umum dari suatu unit moneter untuk
memeperoleh barang dan jasa
·
Laba Riil.
Laba bersih yang telah disesuaikan untuk
perubahan harga
·
Biaya penggantian.
Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu
aktiva dalam keadaan normal usaha
·
Mata uang pelaporan.
Mata uang yang digunakan suatu perusahaan
dalam menyusun laporan keuangan
·
Metode nyatakan kembali-translasikan.
Digunakan
pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
·
Perubahan Harga Khusus.
Perubahan
dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
·
Metode translasikan-nyatakan kembali.
Suatu
metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang induk perusahaan dan
kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk
perusahaan.
JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Setiap
jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran
posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan
PENYESUAIAN TINGKAT HARGA UMUM
Jumlah
mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli)
disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum.
Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang
dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata
uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba
periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan
daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang
lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab
itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang
agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
PENYESUAIAN BIAYA KINI
Model
biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
3. Menentukan
perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional.
Model
biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Secara umum, dalam akuntansi konvensional,
laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa
hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui
adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode
inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada
periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap
dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai
pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai
sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan
mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya
beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang
digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya,
kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum
masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun
menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel
ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan
akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan
guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang
diperlukan.
4. Menjelaskan
perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil.
Ø AMERIKA SERIKAT
Pada tahun
1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of
financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan
perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang
memiliki persediaan dan aktiva tetap. Banyak pengguna dan penyusun informasi
keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan
oleh FASB membingungkan.
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan
ganda ini terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya
historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
Ø INGGRIS
Komite
Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting
Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1.Apabila
standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2.Apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
pencatatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan
:
3.Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
4.Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
5.Menyediakan akun-akun biaya kini
sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang
memadai.
Ø BRASIL
Akuntansi
inflasi yang direkomen dasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2
kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas
Pasar Modal Brasil. Penyesuaianinflasi yang sesuai
dengan hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah
Federal untuk mengukur devaluasi mata uang local.
Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan dan
depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk
setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham
terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun
cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap
modal.
5. Memahami pelaporan
keuangan dalam perekonomian hiperinflasi.
Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan 63: Pelaporan Keuangan dalam EkonomiHiperinflasi
terdiri dari paragraf 1 – 40. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan
mengaturyang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur
prinsip-prinsip utama.
PSAK
63 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar
memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang
eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak
material.
6. Mengetahui
apakah dolar konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi.
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi diantaranya :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini
yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap
keuntungan dan kerugian inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan
ganda.
7. Definisi penurunan
ganda (double dip) dan menjelaskan cara penangannya.
Pada saat me-restate perkiraan-perkiraan luar negeri untuk
memperhitungkan inflasi luar negeri, kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah
fenomena “double-dip”. Masalah ini timbul dari fakta bahwa inflasi lokal
memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi.
Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antara laju
inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal valutanya., bukti-bukti
memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam
jangka pendek. Oleh karenanya, besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk
menghilangkan fenomena perhitungan-ganda akan bervariasi tergantung pada kadar korelasi
negatif antara kurs dengan perbedan inflasi.
Penyesuaian
inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk
menekan laba “seperti yang dilaporkan” agar tidak terjadi overstatement
laba.meskipun begitu, akibat hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai
valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan yang lain yang berurutan, yang
pada umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode
tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian
dampak inflasi (yaitu penyesuaian translasi valuta), dalam laba “seperti
dilaporkanya”. Jadi untuk mencegah penghitungan inflasi ganda, kerugian
translasi yang telah tercermin dalam laba “seperti yang telah dilaporkan”
sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.
Referensi :
http://andrianti-putri.blogspot.com/2011/05/perbedaan-model-akuntansi-biaya-terkini.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar