Me n My Life

I am a simple woman, but I have the perfect family that gives me strength to live this life

Senin, Januari 07, 2013

Tulisan Wajib 13 (SAP 13)

Perkembangan Terakhir dalam Etika bisnis dan profesi

Perkembangan Terakhir bisnis menurut Bertens (2000): 1. Situasi Dahulu Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur. 2. Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility. 3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS. 4.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN). 5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000) :
1. Situasi Dahulu Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2. Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap ku asa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global : tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Etika Profesional Profesi Akuntan Publik Setiap profesi yang menyediakan jasanya
kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika professional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional
Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

sumber :












1. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi
Perilaku Etika

Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan
banyak kelompok orang yang dikenal sebagai
stakeholders, yaitu: pelanggan, tenaga kerja,
stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan
komunitas. Oleh karena itu para pebisnis harus
mempertimbangkan semua bagian dari
stakeholders dan bukan hanya stockholdernya
saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja
dan bahkan pemegang saham adalah pihak yang
sering berperan untuk keberhasilan dalam
berbisnis. Lingkungan bisnis yang
mempengaruhi etika adalah lingkungan makro
dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang
dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis
yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan
discrimination. Maka dari itu dalam perspektif
mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam
berhubungan dengan supplier atau vendor,
pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.

2. Kesaling – tergantungan Antara Bisnis dan
Masyarakat

Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis
tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan
masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu
membawa serta etika-etika tertentu dalam
kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama
pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap
masyarakat dalam hubungan langsung maupun
tidak langsung. Dengan memetakan pola
hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud
dalam satu pola hubungan yang bersifat
interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu
negara, tetapi meliputi berbagai negara yang
terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia
yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan
nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera
dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi
hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh
tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan
dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha
dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu
kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju
pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan
dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main
dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang
seimbang.

3. Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika

Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan
keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
“uang” dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai
contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku
bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang
tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku
bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan
ini untuk meraup keuntungan yang berlipat
ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand
pelaku bisnis harus mampu mengembangkan
dan memanifestasikan sikap tanggung jawab
terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung
jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian
terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama
dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian
latihan keterampilan, dll.

4. Perkembangan Dalam Etika Bisnis

Perkembangan dalam etika bisnis dibagi menjadi
5 periode yaitu sebagai berikut :

Situasi Dahulu : Pada awal sejarah filsafat, Plato,
Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain
menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur
kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan
kegiatan niaga harus diatur.
Masa Peralihan tahun 1960-an : ditandai
pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di
Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di
ibukota Perancis), penolakan terhadap
establishment (kemapanan). Hal ini memberi
perhatian pada dunia pendidikan khususnya
manajemen, yaitu dengan menambahkan mata
kuliah baru dalam kurikulum dengan nama
Business and Society. Topik yang paling sering
dibahas adalah corporate social responsibility.
Etika Bisnis Lahir di AS tahun 1970-an : sejumlah
filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis
dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas
krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di
AS.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa tahun 1980-an : di
Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai
berkembang kira-kira 10 tahun kemudian.
Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari
universitas serta sekolah bisnis yang disebut
European Business Ethics Network (EBEN),
Etika Bisnis menjadi Fenomena Global tahun
1990-an : tidak terbatas lagi pada dunia Barat.
Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh
dunia. Telah didirikan International Society for
Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada
25-28 Juli 1996 di Tokyo.

5. Etika Bisnis dan Akuntan

Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan
di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi
dengan nama kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia
merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang
memberikan pedoman kepada akuntan untuk
berhubungan dengan klien, sesama anggota
profesi dan juga dengan masyarakat. Selain
dengan kode etik akuntan juga merupakan alat
atau sarana untuk klien, pemakai laporan
keuangan atau masyarakat pada umumnya,
tentang kualitas atau mutu jasa yang
diberikannya karena melalui serangkaian
pertimbangan etika sebagaimana yang diatur
dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai
profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan
kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi
yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan
sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban
yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan
integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi
universal dan bebarapa kasus serupa lainnya
telah membuktikan bahwa etika sangat
diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam
bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi
dengan baik. Kita harus mengakui bahwa
akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab
utama dari bisnis adalah memaksimalkan
keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau
hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika,
maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang
yang menjalankan bisnis tetapi tetap
berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan
etika.

sumber :
http://njfernandosimatupang.blogspot.com/2012/12/sejarah-perkembangan-etika-profesi.html?m=1.
http://rizaldisyafiqri.wordpress.com/2012/10/07/bab-2-perilaku-etika-dalam-bisnis
http://anggipericles.wordpress.com/2012/11/23/perkembangan-terakhir-dalam-etika-bisnis-dan-profesi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar